WELCOME TO MUHAMMAD TAUFIQ'S BLOG, THANKS FOR YOUR VISIT

Minggu, 08 November 2015

Hewan Piaraan Tak Pantas Jadi Santapan

Sosialisasi-sejumlah penggagas gerakan
Kini, banyak kalangan yang tengah getol melakukkan aksi penolakan dengan mengampayekan Dogs Are Not Food. dalam satu pekan terakhir, Dr. Muhammad Taufiq, SH., MH dosen Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) bersama sejumlah warga Solo sedang gentol melakukkan kampaye Dog Are Not Food.

Menurut dia, kampaye ini tidak bermaksud menyindir ras atau etnis tertentu. Taufiq sapaan akhrabnya mengutaraka, salah satu tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, bahwa daging anjing tidak layak untuk dikonsumsi.

"Anjing bukan hewan yang pantas untuk dikonsumsi karena anjing merupakan hewan peliharaan seperti kucing. Saat ini belum ada penelitian terkait khasiat daging anjing," terang Taufiq saat dihubungi joglosemar, kamis (5/11).

Lebih lanjut taufiq mengemukakan, upaya kampaye ini dilakukkan dengan mengunjungi berbagai tempat keramaian di kota bengawan dengan mengenakan kaos dengan tulisan Dogs are Not Food.

Selain itu, pihaknya juga menitipkan kaos tersebut untuk dijual kepada masyarakat di berbagai pertokoan yang ada di kota bengawan. Hal ini mendasar bahwa layaknya anjing adalah hewan pendamping. "Di dalam Peraturan Daerah anjing tidak termasuk hewan untuk dikonsumsi," tuturnya.

Senada dengan Taufiq, dokter Theresia Ratnawati menyampaikan bahwa daging anjing tidak termasuk hewan yang layak untuk dikonsumsi. Alumnus Fakultas kedokteran UNS ini berpendapat, daging anjing biasanya dikonsumsi karena anggapan yang salah, bahwa daging anjing itu bergizi dan bisa digunakan untuk obat. Bahkan, ada anggapan bagi mereka yang mengalami masalah impoten banyak yang berkonsumsi, daging anjing akan memberikan kehidupan seksual yang lebih baik.

Dokter ratnawati menegaskan, tak satupun anggapan tersebut benar. "Saya menegaskan kepada masyarakat, belum ada penelitian medis tentang berbagai kelebihan dan khasiat daging anjing," tuturnya.

Dia mengungkapkan, konsumsi daging anjing sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan dan kesehatan manusia. jika diamati lebih detail, lanjud dokter Ratnawati, ada banyak bukti bahwa jual /beli daging anjing dan mengkonsumsi sangatlah beresiko pada kesehatan manusia seperti penularan rabies, kolera, dan trichinelossis (radang saluran tenggorokan).

Begitu juga dengan penyembelihan hewan yang tidak tervaksin. ia menghimbau, proses pemotongan dan pengolahan daging anjing yang belum divaksinasi bisa membuat seseorang beresiko tinggi untuk terinfeksi virus. Apalagi, telah banyak fakta yang terungkap sebagian anjing yang ditangkap dan dipotong berasal dari anjing liar. Selain itu, tidak ada standar kebersihan saat anjing tersebut dipotong. "Rabies bisa menular melalui kontak langsung dengan daging hewan yang telah terinfeksi virus rabies,"imbuh dia.

Sumber : Harian Joglosemar Jumat, 6 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar